Pembukaan 5th International Summer Course Umla 2025 berlangsung meriah. Dari Tari Saman hingga Tapak Suci, acara ini jadi ajang pertemuan budaya dan penegasan peran UMLA dalam jejaring global berkelanjutan.
Tagar.co — Irama angklung menggema merdu di Auditorium Budi Utomo, Kampus Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla), Senin pagi (21/7/25). Nada-nada khas Nusantara itu menjadi penanda dimulainya rangkaian 5th International Summer Course Umla 2025, sebuah forum akademik bertema “Inclusive and Sustainable Local Economic Development Strategy in Digital Era” yang menghadirkan semangat kolaborasi global dan kearifan lokal.
Pembukaan kegiatan yang berlangsung secara luring ini disambut hangat oleh peserta dari delapan negara. Suasana multikultural begitu terasa sejak awal acara, diawali dengan penampilan memukau Tari Saman. Tarian khas Aceh ini memikat para tamu dan menciptakan atmosfer kebersamaan yang menjadi ruh kegiatan internasional ini.
Sambutan pembuka disampaikan oleh panitia pelaksana yang memperkenalkan peserta dan menyapa tamu yang hadir baik secara langsung maupun daring. Pembacaan ayat suci Al-Qur’an menambah kekhusyukan suasana, sebelum memasuki sesi sambutan formal dari jajaran pimpinan universitas.
Baca Juga: Belajar Langsung di Jantung Industri: Mahasiswa TI Umla Kunjungi PT MAK
Ketua Pelaksana Nur Hidayati, S.Kep., Ns., M.Kep., dalam laporannya menyebutkan bahwa sebanyak 18 partisipan turut serta dalam program tahun ini. Ia juga menegaskan bahwa kegiatan summer course ini telah menjadi tradisi tahunan Umla.
“Summer course sudah dilaksanakan 5 tahun, tahun 2021 berlangsung secara online. Thun 2022–2024 dilaksanakan secara hybrid dan tahun ini berlangsung sepenuhnya secara offline,” tuturnya.

Rektor Umla, Prof. Dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep., Ns., M.Kes., dalam sambutannya menyampaikan bahwa International Summer Course merupakan wujud nyata komitmen Umla dalam memperkuat jejaring internasional sekaligus mendukung pengembangan ekonomi lokal. Ia pun mengapresiasi keterlibatan seluruh peserta dari berbagai negara serta dukungan penuh civitas akademika Umla
Sebagai simbol resmi dimulainya kegiatan, Abdul Aziz Alimul Hidayat bersama wakil rektor, dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, serta Ketua Kantor Urusan Internasional (KUI) secara serempak membunyikan angklung. Suara yang mengalun serempak itu seolah menjadi metafora indah: bahwa kolaborasi lintas bangsa bisa berjalan harmonis seperti lantunan nada dalam satu harmoni.
Usai seremoni pembukaan, sesi foto bersama digelar antara jajaran pimpinan universitas, tamu undangan, dan para peserta. Momen ini diabadikan sebagai simbol persahabatan antarbangsa dan semangat kolaboratif dalam bingkai edukasi global.
Suasana kemudian kembali semarak dengan penampilan seni bela diri Tapak Suci, yang memperlihatkan kekuatan dan kedisiplinan khas Muhammadiyah. Tepuk tangan bergema saat para pendekar muda menampilkan jurus-jurus sigap dan tegas.
Puncak kemeriahan terjadi saat Parade Budaya digelar—menampilkan perwakilan dari delapan negara dengan pakaian adat, kesenian, dan simbol budaya masing-masing. Deretan kostum warna-warni dan ekspresi kegembiraan memperlihatkan kekayaan keragaman yang disatukan dalam semangat kebersamaan.
Selama beberapa hari ke depan, para peserta akan mengikuti sesi akademik, diskusi lintas ilmu, serta kunjungan lapangan yang mengangkat potensi lokal Kabupaten Lamongan dalam bingkai pembangunan berkelanjutan. Para narasumber berasal dari berbagai negara dengan latar belakang keilmuan ekonomi, sosial, dan teknologi.
Pembukaan ini bukan sekadar seremoni. Ia menjadi penegasan bahwa Universitas Muhammadiyah Lamongan siap berkiprah di panggung global, tanpa melepaskan akar budaya dan nilai-nilai lokal yang menjadi kekuatannya.